Sinkronisasi Strategis Pengembangan Pariwisata Alam Mamasa: Menyatukan Visi, Menjaga Alam
Workshop sinkronisasi pengembangan wisata alam Taman Nasional Gandang Dewata di Mamasa menghadirkan kolaborasi lintas sektor untuk pariwisata berkelanjutan.

SIARAN PERS
Nomor : SP. 21 /K.8/TU/Humas/7/2025
Sinkronisasi Strategis Pengembangan Pariwisata Alam Mamasa: Menyatukan Visi, Menjaga Alam
Mamuju, 17–18 Juli 2025 – Dalam rangka memperkuat sinergi lintas sektor untuk pengembangan pariwisata alam yang berkelanjutan, telah dilaksanakan Workshop Sinkronisasi Pengembangan Pariwisata Alam Kabupaten Mamasa dalam rangka Pengembangan Wisata Alam Taman Nasional Gandang Dewata (TNGD) di Grand Maleo Hotel, Mamuju.
Kegiatan ini terselenggara atas kolaborasi Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Mamasa dan didukung oleh Forest Programme IV – Watershed Mamasa yang melibatkan berbagai stakeholder seperti, Pemerintah Kabupaten Mamasa, akademisi, pemerhati pariwisata dan budaya, serta perwakilan dari desa-desa penyangga TNGD.
Taman Nasional Gandang Dewata merupakan kawasan yang memiliki nilai penting dari sisi ekologis dan budaya. Keanekaragaman hayati yang tinggi, lanskap hutan tropis dataran tinggi-rendah, serta kearifan lokal masyarakat adat menjadi daya tarik dan sekaligus tanggung jawab bersama untuk dikembangkan secara bijak.
Dalam workshop, Bupati Mamasa menyampaikan bahwa TNGD akan dijadikan sebagai ikon utama pengembangan pariwisata Mamasa, sejalan dengan visi RPJMD menjadikan Mamasa sebagai destinasi wisata nasional.
Dinas PMD Kabupaten Mamasa menegaskan pentingnya pelibatan masyarakat melalui desa wisata, pelatihan UMKM, serta penguatan kelembagaan lokal. Potensi dari desa-desa seperti Taupe, Lambanan, Bubun Batu, dan Tondok Bakaru menjadi bagian dari rencana konektivitas wisata berbasis komunitas.
Salah satu hasil penting dari diskusi adalah perlunya menyinkronkan RIPPARKAB Mamasa dengan RPJMD dan perencanaan pengelolaan TNGD agar terjadi sinergi kebijakan yang berkelanjutan. Rencana pengelolaan pariwisata, zonasi kawasan, hingga pembangunan infrastruktur seperti “Tangga Seribu” menuju Gunung Mambulilling menjadi bagian dari agenda konkrit pengembangan.
Beberapa poin rekomendasi yang dihasilkan antara lain:
• Pembentukan tim lintas sektor untuk menindaklanjuti rumusan workshop
• Peningkatan kualitas SDM dan promosi digital pariwisata
• Penyusunan roadmap dan perdes terkait tata kelola wisata
• Pemanfaatan potensi TNGD untuk rekreasi, edukasi, konservasi, dan ekonomi masyarakat
Workshop ini melanjutkan kolaborasi strategis antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, civil society, dan civitas akademik dalam menciptakan pariwisata yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga inklusif, lestari, dan berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat lokal.
Sumber Berita:
BBKSDA Sulawesi Selatan
Call Center BBKSDA Sulsel:
08114600883
Apa Reaksi Anda?






